1.
Hanya Membicarakan tentang Diri Sendiri
Kesalahan
pemasaran online ini yang paling sering
terjadi. Sebuah perusahaan membuat website yang
berisi halaman depan, halaman produk atau layanan, dan cara menghubungi. Hal
yang penting untuk Anda ketahui adalah bahwa pemasaran online berbeda
dengan offline. Di internet sebagian besar
orang hanya ingin mencari informasi dan bukan ingin membeli sesuatu.
Oleh karena
itu, apabila yang Anda lakukan hanya melakukan penjualan dan berbicara tentang
perusahaan dan produk Anda sendiri, maka sebagian besar orang tidak akan
tertarik. Orang-orang yang aktif di internet menginginkan konten yang bisa
menghibur, menginspirasi, atau memberikan penyelesaian terhadap
permasalahannya. Maka pastikan sebagian besar konten Anda adalah konten yang
bermanfaat untuk sebagian besar orang.
2.
Tidak Mempunyai Target Audiens yang Jelas
Anda pernah
melihat akun jejaring sosial yang sering memberikan gambar-gambar meme,
kisah inspirasi, atau kuis? Jenis konten semacam itu akan mengundang banyak
interaksi mulai dari like, follow, dan share.
Tetapi apakah hal tersebut efektif sebagai usaha pemasaran? Jawabannya adalah
bisa iya dan bisa juga tidak, tergantung dari target audiens Anda sendiri.
Anda mungkin
akan mendapatkan banyak follower dan brand
awareness dari praktek pemasaran semacam itu, tetapi bisa jadi
mereka yang mengetahui keberadaan bisnis Anda bukan orang-orang yang tertarik
atau mampu melakukan pembelian. Akibatnya meskipun punya banyak traffic,
tetapi penjualan tidak akan terpengaruh.
Oleh karena
itu, sebaiknya Anda melakukan beberapa hal berikut:
1.
Mengidentifikasi
siapa target pasar Anda, kalangan mana yang paling sering membeli dari Anda.
2.
Mengetahui
dimana situs-situs komunitas yang terkait dengan bidang bisnis Anda.
3.
Mempelajari
apa permasalahan yang sering dihadapi oleh anggotanya.
4. Membuat konten yang menyelesaikan permasalahan mereka, sesuaikan dengan target pasar. Dengan begitu, maka Anda akan mengundang orang-orang yang tepat meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan menggunakan konten seperti di awal tadi.
3.
Tidak Mempunyai Gambaran tentang Strategi
Pemasaran
Berbicara
tentang pemasaran maka tidak terlepas dari yang namanya buyer’s
journey atau perjalanan yang dilewati oleh seorang pembeli
dari sama sekali tidak tahu apa-apa sampai memutuskan untuk membeli suatu
produk. Setidaknya ada 3 tahapan, yaitu:
1.
Awareness (seorang prospek menyadari
bahwa mereka punya masalah)
2.
Consideration (mereka tahu apa solusinya,
lalu menimbang-nimbang solusi terbaik)
3.
Decision (memutuskan untuk melakukan
pembelian untuk menyelesaikan masalahnya).
Tugas Anda
adalah untuk mengantarkan mereka melewati 3 tahapan tersebut. Jadi Anda harus
membuat mereka menyadari masalahnya kemudian menawarkan solusi. Memberikan
mereka pertimbangan terhadap solusi terbaik, dan yang terakhir adalah membantu
mereka memutuskan untuk melakukan pembelian.
5.
Tidak Menggunakan Hosting dan Top
Level Domain
Jika Anda memanfaatkan website untuk
toko online bisnis Anda, ada dua hal
utama yang tidak boleh ketinggalan untuk Anda perhatikan. Pertama, hosting yang
berfungsi sebagai “rumah” tempat Anda menaruh seluruh data terkait produk yang
Anda jual. Dengan menggunakan hosting,
Anda dapat memanfaatkan fitur yang diberikan seperti layanan support yang
cepat dan available 24/7 serta backup data
harian dan mingguan secara berkala.
Selain itu,
jika Anda perlu melakukan migrasi hosting,
maka layanan support akan membantu prosesnya
hingga selesai. Oleh karena itu, akan sangat merepotkan jika Anda tidak
menggunakan hosting untuk membangun website toko online yang
Anda pasarkan.
Kedua,
pemilihan nama domain yang juga perlu dipertimbangkan secara matang. Sebenarnya
nama toko online bisa saja berupa sub-domain seperti
namadomain.blogspot.com. Namun, nama website dengan
sub-domain seperti itu terlihat tidak profesional dan terdengar kurang
kredibel. Akan lebih baik jika Anda menggunakan Top Level Domain (TLD)
seperti .com atau berbagai macam jenis TLD lainnya. Dengan menggunakan TLD,
maka nama website Anda akan terlihat lebih
profesional. Nama website yang dikelola akan lebih
mudah diingat dan kepercayaan pelanggan pun akan ikut meningkat.
5.
Tidak Mengoptimasi Konten dengan SEO
Ternyata
menggunakan hosting dan domain saja
tidak cukup untuk website Anda. Website tersebut
harus diisi dengan konten blog secara rutin. Konten tersebut tidak hanya
berfungsi untuk menjelaskan produk-produk yang Anda jual secara deskriptif.
Dengan adanya konten, maka dapat mempengaruhi index Google
yang memudahkan calon pelanggan untuk menemukan website Anda.
Agar Google
memprioritaskan website Anda, maka konten yang ada
di dalam website perlu dioptimasi
menggunakan SEO (Search Engine Optimization). Karena
tanpa adanya SEO, maka kumpulan konten di dalamnya akan sulit ter-index dan
jumlah visitor susah ditingkatkan. Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh
pada jumlah pelanggan yang tertarik untuk mencoba produk Anda.
